~ Goes Ke Gunung Golkar ~
Golkar, nama ini mungkin identik dengan nama partai kali yah :). Namun jika di daerah Sindang Kasih - Ciamis akan berbeda, karena disini terdapat sebuah pegunungan di bagian gunung sawal yang diberinama Gunung Golkar. Mengenai penamaan gunung golkar saya sendiri kurang mengetahuinya, yang jelas nama gunung ini pokonya gunung golkar. Gitu aja. he.. he..
Ini bukanlah kali pertama saya menginjakan ke gunung ini, mungkin sudah yang ke 3 kalinya, kalo tidak salah pertama kali saya kesinih ketika berkemah bareng teman sekomplek, pertama kesini kita berangkat malam hari, dan yang ke dua bareng teman STMN, kalo yang ini kita berangkat malam Jum'at dan di atas kita cuman 2 tenda saja, dan yang ke tiga ya ini, naik sepeda sendiri :).
Perjalanan Pertama Cukup Melelahkan
Setelah beberapa lama saya bersepeda di pangandaran, Minggu di bulan Agustus ini saya kembali tes sepeda ke gunung yang agak tinggi dikit, dan saya putuskan untuk mendaki gunung golkar dengan sepeda trill agen baru saya ini he.. he.. . Saya berangkat pagi pukul 08 : 00 dan bersepeda sendiri hingga sampai di jembatan dimana merupakan gerbang menuju pendakian gunung golkar ini sekitar pukul 10 : 00 dan disini saya beristirahat sejenak di warung sambil menanyakan apakah minggu ini ada yang berkemah di atas ?, dan ibu yang punya warung ini bilang tidak ada, sekarang sudah jarang yang berkemah dimari tidak seperti dulu katanya, dan saya bilang ya mungkin karena anak jaman sekarang beda dengan yang dulu kali bu, Anak SD sekarang maennya dah Android sama Motor he... he.. . Dan ibu yang dagang mengiakannya. Setelah beberapa lama saya melanjutkan pendakian dengan sepeda, dan hadoh... cape sangat.. di jalur pertama masih mending karena jalannya di plester tembok PNPM lah agak atas mulai jalan tanah merah dan hujan gerimis pula, ya otomatis jalannya licin om...
![]() |
Peristirahatan Pertama Sebelum Ke gunung |
![]() |
Berpose di Jembatan Gerbang Pintu Masuk Ke Gn. Golkar |
![]() |
Istirahat di Warung Sejenak |
Hampir sampai ke bumi perkemahan gerimis mulai sedikit membesar dan mengairi tanah merah yang saya lalui, dan tentu membuat ban sepeda sangat-sangat selip, ya apaboleh buat saya dorong aja, eh pas dorong sandal gunung saya pun juga ikut-ikutan selip, ya jadinya jalannya bergoyang-goyang deh, terdapat beberapa jalan yang tidak begitu menanjak, nah disini kembali saya goes dan jika nemu tanjakan nekuk saya turun kembali, hingga akhirnya tiba di bumi perkemahan tempat dimana dulu saya pernah mendirikan tenda dan bermalam bersama teman-teman saya. Hufth.. dan dilihat gir dan pengoperan gir sepedah saya ternyata sudah penuh dengan tanah merah, namun yang saya salutkan ga mempengaruhi pada kinerja pengoperan gigi nya lho, wah.. wah.. mantap sekali ini sepeda ku (dalam hati). Di bumi perkemahan ini saya sempat sedikit melihat-lihat tempat kemah yang biasanya di dirikan dan ternyata sudah mulai banyak semak-semak, mungkin karena jarang yang kemari jadi sudah kembali ditumbuhi rumput dan ilalang, melihat cuaca sungguh tidak bersahabat, mana saya sendirian lagi, perasaan parno bin takut mulai menghampiri, tanpa banyak fikir saya langsung jalan dan berfoto-foto sebentar, benar saya hujan makin deras dan saya mengayuh sepedah dengan sedikit kencang meski turunan licin, hingga terapat sebuah semak yang membentuk terowongan dan akhirnya saya putuskan untuk berteduh disini, melihat ke sebelah atas tampak begitu angker hutan pinus dengan awan hitam dan hujan yang menambah kesan mistis, mengingatkan saya filem-film horor ya tentu keberadaan kabut semakin menyempurnakannya. Disini saya sedikit berfikir positif jika saya kemakan rasa takut, bisa-bisa malah celaka sendiri dan saya ingat istilah orang tua yang selalu bilang "Cilaka Ku Polah Sorangan".
Menuruni Jalan yang Licin itu Membuat Stress
Hujan mulai reda tinggal gerimis kecil, dan saya memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang tentu dengan menuruni gunung golkar ini dalam keadaan yang sangat licin. Karena sebelumnya belum pernah merasakan kondisi jalan seperti ini saya dibuat stres oleh keadaan ini, bagaimana tidak dijalan turunan tajam yang licin + hujan seperti ini saya cukup dibuat stress dalam mengendalikan sepeda, di rem malah menggelincir dan ban belakang malah hampir mau kedepan, di lepas rem sama aja dengan bunuh diri, di rem sedikit-sedikit membuat sepedah gubay-geboy hadoh... akhirnya saya berhenti sejenak, dan menarik nafas. Setelah tenang saya kembali lanjut dan alhamdulilah perjalanan turun cukup lancar hingga kembali ke jalan raya sindangkasih. Oh ia di akhir perjalanan sebelum jalan raya saya melihat sebuah burung elang, lagi asiknya menggoes dan melihat jalan eh ada suara burung aga berisik, dan di jalan terlihat bayangan burung besar, dan ketika saya menengok ke atas, ternyata burung elang.
![]() |
Berpose Di Bumi Perkemahan |
![]() |
Istirahat Sejenak Menenangkan Diri Di tengah Gerimis, Perhatiakan Setang yang basah om.. |
![]() |
Meski Kotor Gini Pengoperan Gir tetep Lancar Jaya |
![]() |
Diakhir Jalan Ada Elang Lewat |
Yah begitulah perjalanan goes ke gunung golkar pertama saya menggunakan sepedah. Meski sendirian namun saya rasa cukup seru lah. :)
Posting Komentar